The Happy Stage.

6 tahun itu bukan waktu yang sedikit untuk membina suatu hubungan. Menurut saya, itu merupakan suatu achievement tersendiri. Meskipun belum bisa dikatakan berhasil, tapi saya yakin kedepannya bisa berhasil sesuai keinginan.

Proses yang saya jalani selama 6 tahun bersama sahabat saya itu gak mudah. Awalnya tidak direstui keluarga, lalu merambat ke masalah internal keluarga. Di sini, saya lebih menyebut Akbar sebagai sahabat. Menurut saya, kata pacar tidak bisa mewakili sifat Akbar yang lebih dari sekedar pacar saya. Dia tidak hanya seorang pendamping, tapi dia juga seorang motivator dan supporter saya ketika terpuruk. Dia yang selalu mengingatkan saya untuk selalu berpikir positif dalam menjalani hidup. Dia juga yang selalu menyiapkan bahunya sebagai tempat saya menangis dan berkeluh kesah. Saya beruntung Allah memperkenalkan dia kepada saya hingga saat ini.

Dalam menjalani hubungan 6 tahun ini, tidak semua orang mendukung. Kadang, ketika saya bertemu dengan teman-teman lama atau ngepost sesuatu di social media, ada saja yang iseng bertanya " Masih sama Akbar ? Betah bener. " Kalimat tersebut selalu diucapkan oleh mereka yang maybe bisa dibilang iri dengan hubungan kami. Kenapa saya bisa bilang iri ? Karena menurut saya mereka belum bisa mendapatkan hubungan seperti kami. Tapi menanggapi kalimat tersebut, saya lebih memilih diam atau cengengesan aja. Karena menurut saya kalimat tersebut gak penting untuk hubungan kami.

Menurut Elizabeth Arthur, kami sedang memasuki tahap The Happy Stage. Tahap ketika masing-masing dari kami mulai memahami dan mengerti keinginan satu sama lain. Kalau dari artikel yang dituliskan, biasanya pada tahap ini " Almost always, this is the stage when both of you feel like a perfect match. You may even decide to get engaged or get married. " Yaaa insha Allah apa yang dituliskan benar ya, we'll see.

ADS-

#relationship